Jumat, 15 Mei 2009

Perempuan dan piano III

Mentari merangkak naik dari persembunyiannya, ia tak malu-malu lagi menyinari dunia..

Yasmin harus pergi bekerja, ia sarapan dan meminum kopi susu kegemarannya..

Di sebuah majalah perempuan ternama di kotanya Yasmin terdaftar. Sebenarnya Yasmin tidaklah perlu bekerja begitu keras karena Yasmin tergolong kaum sangat amat berada, Yasmin memiliki warisan yang tak terhingga dari ibunya, ia benar-benar tidak cocok menjadi kaum proletar apalagi seorang kuli, kenyataannya..
Yasmin hanya seorang kuli tinta yang bekerja tanpa hirau pagi atau malam.. Yasmin beda, ia memang tak secantik bidadari di dongeng-dongeng, kulitnya bersih, matanya bening dengan kornea coklatnya yang khas, rambutnya coklat gelap dan agak bergelombang, wajahnya begitu meneduhkan seluruh kharisma Yasmin didapat juga sebagai warisan dari Ibunya yang memang Jelita.. tapi siapa yang pernah menyangka hati Yasmin begitu keras, apalagi jika berbicara mengenai laki-laki sepertinya makhluk mars itu sudah tak lagi memiliki tempat di hatinya. lalu untuk apa sebenarnya Yasmin bekerja?

tekad Yasmin yang begitu kuat tak pernah disangsikan siapapun, ibunya sangat tau itu.. sebagai anak tunggal yang kaya raya, semua keinginan Yasmin tak pernah dituruti begitu saja, karena ibunya selalu mengajarkan Yasmin berusaha mendapatkan segala keinginannya dengan cara yang adil tentunya tanpa merugikan siapapun.. 

Pekerjaan Yasmin adalah hidupnya, karena di situ ia bebas memberitahukan warga dunia tentang aspirasinya sebagai seorang perempuan, bahwa perempuan terlalu istimewa untuk direndahkan baik oleh dirinya sendiri apalagi oleh seorang LAKI-LAKI!!! Dan setiap perempuan sesungguhnya memiliki kekuatan yang luar biasa yang jarang sekali mereka sadari, tugas Yasmin adalah memberi cahaya baru bagi setiap perempuan yang ditindas, dilecehkan, dan direndahkan dan Yasmin berbicara lewat bahasanya.. Bahasanya sebagai seorang perempuan.. Bahasa yang kemudian hanya dimengerti oleh perempuan..

Yasmin berangkat disupiri kang Asep, karena hari itu Yasmin terlambat bangun dan harus bergegas menuju tempatnya bekerja, di perjalanan menuju kantor Yasmin teringat harinya kemarin..

Istri muda ayahnya datang kerumah Yasmin, dua minggu setelah ibu meninggal. 

"Saya minta hak saya!!!"

"Hak yang mana yang anda maksud??", jawab Yasmin dengan tak kalah ketus.

istri muda ayah Yasmin bernama Frida, Tubuhnya molek dan tampak masih belia,tapi tetap saja ia kalah cantik dengan ibu Yasmin. Yasmin bingung apa yang ayah liat dari perempuan itu? karena selain pakaian seronok dan pamer dada tak ada lagi yang menarik darinya, benarkah ayah hanya ingin melampiaskan hasrat kelaki-lakiannya??? sebenarnya Yasmin tidak terlalu membencinya, Yasmin sebisa mungkin melepas rasa bencinya kepada sesama perempuan tapi karena kejadian hari itu, Yasmin menemukan alasan kenapa juga harus membencinya!!

"Hak saya dari harta warisan ayahmu, hak mana lagi memang yang kau maksud anak dungu!!" Frida membentak.

Dengan suara datar Yasmin menjawab, maaf Frida pertama anda tak pantas menyebut saya dungu, ibukupun tak pernah memanggilku seperti itu walaupun ia pantas-pantas saja sebenarnya mengatakan itu!! yang kedua warisan itu bukan hak anda karena ayah tak meninggalkan apapun setelah kematiannya.."

"Pantaslah kau kupanggil dungu, karena mana mungkin dalam rumah semewah dan segala fasilitas jetset yang kau nikmati ini bukan milik ayahmu, jangan pura-pura bego lah kau perempuan serakah!!" Frida bicara dengan nada lebih kasar

"Frida, Frida.. tadinya sebagai seorang perempuan aku malas meladenimu tapi dengan seluruh kata-kata kasarmu kau tak bisa seenaknya saja terhadapku..
kau tau Frida, kau dibohongi Ayahku, karena seluruh harta ini adalah peninggalan ibuku" jawab Yasmin,

"Tidak, tidak mungkin kau pasti bohong perempuan serakah!! tidak mungkin semua ini milik perempuan yang TOLOL itu karena tak pernah bisa memuaskan ayahmu!!
Pantas saja kau dungu, dan bego karena kau ANAK DARI PEREMPUAN TOLOL tak berguna itu" Frida mulai seenaknya..

Yasmin Bangkit dari tempat duduknya, 

".......................Bugh.........................."

Hantaman keras tangan Yasmin mendarat sempurna di wajah penuh polesan Frida

"kuperingatkan kau, kau boleh seenaknya terhadapku, tapi jangan pernah bawa-bawa nama ibuku!! BAHKAN NAMANYA SAJA TERLALU SUCI UNTUK KAUSEBUTKAN!!!!!!!!!" Yasmin mengerang...
"Keluar dari rumahku sekarang, aku jijik melihatmu, JALANG!!!!" Yasmin mengusir perempuan itu dengan bahasa yang tidak lagi santun, itu bukan Yasmin, Yasmin betul-betul kerasukan..

Perempuan itu menangis setelah jatuh tersungkur dihantam Yasmin, ia lari pergi mejauh dari Yasmin, ia tampak sangat takut dengan Yasmin yang tak lagi seperti seorang perempuan..

"TUNGGU PEMBALASANKU!!!" hanya inilah kata-kata yang keluar dari mulut Frida sebelum ia pergi meninggalkan Yasmin..

"neng, neng... sudah sampai..!" kang Asep membangunkan Yasmin dari lamunannya

"Oh iya makasih kang, nanti tolong jemput saya jam 9 ya kang sepertinya hari ini saya akan lembur.."

"Baik neng" jawab kang Asep

Yasmiin pun masuk kedalam ruangannya dan segera saja setelah menaruh seluruh perkakasnya di istana kecil yang disekat-sekat itu Yasmin menuju Pantry membuat kopi susu yang selalu membuatnya tenang..
Jam berganti dan pekerjaan Yasmin hari itu adalah mengikuti Rapat Redaksi untuk cetak majalahnya bulan ini..
rapat yang selalu Yasmin tunggu, karena disini ia bertemu dan berdiskusi dengan senior-seniornya yang cerdas dan begitu ia kagumi terlebih lagi karena mereka semua adalah seorang perempuan..


Rapat selesai, jam 9 datang Yasmin sudah ditunggu kang Asep di depan..

Yasmin pulang dengan letih, wajahnya muram dan pandangannya ia liarkan jauh keluar kaca jendela, walaupun hanya hari yang sudah gelap, tapi Yasmin tak pernah bosan menatapnya, Yasmin begitu mencintai malam karena itu sepanjang perjalanan pulang matanya tak lepas dari kehidupan di luar kaca jendela kendaraannya.. lampu-lampu jalan yang begitu memukaunya, aroma malam yang baginya sangat menenangkan..

puas sudah menikmati malam Yasmin tiba dirumah, ia langsung menuju kamar tidurnya..

rasanya tanah kuburan ibu masih basah, Yasmin teringat ibu..
Yasmin mengeluarkan laptop dari tasnya dan malam itu sebelum tidur Yasmin menorehkan catatan tentang ibu...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar