Rabu, 14 September 2011

Kembaliku pada Nya

Langit..

ya.. langit biru yang terang yang pertama saya ingat, ketika harus kembali membuka ingatan itu.

Entah darimana suara itu berasal, suara yang luar biasa telah berhasil menyibukkan setiap manusia untuk keluar dari manapun untuk berada di bawah langit biru yang cerah. Pola yang sama setiap kali bencana muncul, orang-orang hanya berkerumun di bawah langit sambil bertanya-tanya kejadian sebetulnya yang telah terjadi.

Tiba-tiba langit digulung awan hitam kelam, saat itu semua manusia hanya menatap langit menyaksikan bahwa sebuah cerita telah digulung oleh sang pencipta..

hatiku bergetar...

Sudah tiba saatnya, kenapa begitu cepat??

aku kembali menyesal belum menjadi insan sesempurna yang kubisa..




(aahhh, Mimpi ini lagi)

Saat saya merefleksikan diri

Tiba rasanya saya ingin menulis kembali, mmuntahkan segala kegundahan tentang hidup dan kehidupan..

"Gairah itu tak pernah hilang"

Saya pun akhirnya mencicipi kehidupan perempuan di belakang meja, menyadari bahwa dunia tanpa matahari memang lebih menyenangkan, namun akhirnya rasanya ada saja yang kurang, rasanya ide terpendam dalam penjara keterbatasan..

Saya ingin sekali jadi wartawan sejak dulu, dengan segala eksklusifitasnya, menyalurkan ide-ide gila untuk sekedar dikonsumsi dalam alam bawah sadar manusia.

Dan saya pun pernah menjadi seorang wartawan, saat itu yang terpikir wartawan bukan pekerjan ringan, wartawan mengorbankan hidupnya untuk harga yang tidak seberapa.

Namun ternyata harga itu tidak terakumulasikan dengan harga pengalaman dan cerita untuk anak cucu, itu yang saya lupa..

kalau kesempatan itu datang kembali, saya akan pergunakan sebaiknya.

Mengabdikan diri pada gairah untuk berpikir dan sekedar memberi..



Sam